Jumat, 22 Mei 2009

MAKALAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN


BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik.
Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.
Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efisien adalah pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan pembelajaran kontekstual, dan pendekatan pembelajaran humanistik.



B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan macam-macam pendekatan pembelajaran untuk peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN

Perilaku belajar dapat ditemukan di sembarang tempat. Informasi lewat radio, televisi, surat kabar, dll mudah di dapat. Dalam kegiatan belajar mengajar guru dihadapkan pada siswa. Siswa yang dihadapi oleh guru rata-rata satu kelas yang terdiri dari 40 orang. Kemungkinan dapat terjadi seorang guru menghadapi sejumlah ratusan siswa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan mengorganisasi siswa agar belajar. Guru juga menghadapi bahan pengetahuan yang berasal dari buku teks, dari kehidupan, sumber informasi lain, atau kenyataan di sekitar sekolah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan mengolah pesan. Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Kemampuan-kemampuan tersebut diperkembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman-pengalaman belajar sesuatu. Pemerolehan pengalaman-pengaaman tersebut merupakan suatu proses yang berlaku secara deduktif, atau induktif, atau proses yang lain. Dengan menghadapi sejumlah pebelajar, berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar, peningkatan kemampuan pebelajar, dan proses pemerolehan pengalaman, maka setiap guru memerlukan pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran. Suatu prasyarat untuk dapat membelajarkan adalah bahwa seorang pembelajar (guru) sudah pernah bertindak belajar itu sendiri.
A. Pengorganisasian Siswa
Guru kelas satu SMP membagi buku bacaan merata ke semua siswa di kelasnya. Siswa diminta membaca dalam hati selama 5 menit. Topik yang dibaca tentang Gunung Kelud meletus. Kemudian siswa diberi tugas berikut, (i) tiap siswa mencatat kata-kata sulit yang ditemukan dibacaan, (ii) tiap siswa diminta mengemukakan peristiwa Gunung Kelud meletus dengan kalimat sendiri. Setelah selesai catatan “kata-kata sulit” dikumpulkan guru. Setelah tiap siswa mengemukakan hasil tugas, guru memperbaiki ‘tanggapan isi bacaan” dan kalimat-kalimat siswa. Kemudian guru SMP kelas satu tersebut menulis delapan judul karangan di papan tulis. Tiap siswa diminta memilih satu di antara delapan buah judul karangan. Kemudian, siswa menulis karangan selama tiga puluh lima menit. Guru berkeliling kelas, membantu siswa yang memperoleh kesukaran dalam menulis karangan. Setelah selesai, karangan siswa dikumpulkan oleh guru. Guru memeriksa karangan, dan membubuhkan komentar yang memberanikan siswa mengungkapkan buah pikirannya. Keesokan harinya, guru membagikan karangan siswa kembali. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan tata cara menulis karangan. Guru juga menjelaskan kata-kata yang sulit ditemukan dalam bacaan. Di samping itu guru menunjukkan kamus bahasa Indonesia, dan menjelaskan bagaimana menggunakan kamus.
Guru kelas dua SMP membagi siswa di kelasnya menjadi delapan kelompok. Tiap kelompok terdiri dari lima orang siswa. Guru memberikan sebuah bejana, sebuah tabung yang terbuka kedua ujungnya dan sebuah garpu tala kepada tiap kelompok. Tiap kelompok diberi tugas sama tentang resonansi udara. Pada tiap kelompok siswa mempunyai tugas tertentu. Seorang siswa mengisi bejana dengan air. Seorang siswa lain memegang tabung terbuka, memasukkan, dan mengangkat tabung tersebut dalam bejana air. Seorang siswa memegang dan mendengarkan garpu tala. Dua siswa yang lain bertindak mengobservasi dan membuat catatan kelompok. Pada saat tabung terbuka di angkat atau di masukkan ke dalam bejana, garpu tala tersebut dibunyikan. Pengukur mengukur dan mencatat panjang tabung di atas permukaan air. Guru berkeliling kelompok, member komentar dan memperbaiki cara kerja kelompok melakukan percobaan resonansi. Tiap kelompok diminta menarik kesimpulan. Ada kelompok yang menyimpulkan bahwa bunyi makin keras terdengar, bila panjang tabung di atas air semakin panjang. Ada kelompok yang menyimpulkan bahwa bunyi makin lemah terdengar, bila panjang tabung di atas air semakin pendek. Ada kelompok yang memberi ukuran panjang tabung di atas air secara rinci seperti 15cm, 20cm, 25cm, dan 30cm, tetapi ragu-ragu tentang keras atau lemahnya bunyi garpu tala. Setelah kelompok selesai melakukan percobaan, kemudian guru membimbing diskusi antar-kelompok berkenaan dengan hasil percobaan. Dari diskusi antar-kelompok diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Bunyi makin keras terdengar, bila panjang tabung di atas permukaan air semakin panjang. Sebaliknya, bunyi makin lemah terdengar, bila panjang tabung di atas air semakin pendek.
Guru kelas satu SMA menerangkan perang Diponegoro. Ia meletakkan peta peperangan Diponegoro di papan tulis. Beberapa foto dan lukisan yang berhubungan dengan perang Diponegoro tersedia. Peta Jawa, Sulawesi , dan Indonesia tersedia. Tiruan terjemahan perjanjian dengan Belanda tersedia. Guru menjelaskan situasi sebelum perang, sebab-sebab terjadinya perang, watak tokoh-tokoh, jalannya peperangan, dan berakhirnya perang. Segala media dan sumber belajar digunakan. Siswa memperoleh kesempatan melihat foto, gambar, dan membaca tiruan terjemahan dokumen sehubungan dengan perang Diponegoro. Siswa diberi kesempatan bertanya sebanyak-sebanyaknya. Guru menjelaskan secara rinci berkenaan dengan perang beserta akibat perang. Guru bertindak sebagai penceramah tunggal, tetapi siswa diberi peran belajar aktif. Pada akhir pelajaraqn guru membuat ikhtisar dan melakukan Tanya jawab. Dalam Tanya jawab tersebut guru berusaha memperoleh kesan umum tentang perolehan hasil belajar siswa selama jam pelajaran. Sebagai penutu, guru mengharapkan agar siswa mempelajari bahan tersebut lebih lanjut.
Ketiga lukisan perilaku mengajar tersebut menggambarkan pengorganisasian siswa belajar. Guru kelas satu SMP memerankan pembelajaran individual. Guru kelas dua SMP memerankan pembelajaran kelas kelompok. Guru kelas satu SMA memerankan pembelajaran kelas. Ketiga pembelajaran tersebut memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda.
B. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran
1. Pembelajaran secara Individual
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran individual, guru memberi bantuan kepada masing-masing pribadi. Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru member bantuan secara umum. Sebagai ilustrasi, bantuan guru kelas tiga kepada siswa yang membaca dalam hati dan menulis karangan adalah pembelajaran individual. Pada membaca dalam hati secara individual siswa menemukan kesukaran sendiri-sendiri. ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi (i) tujuan pengajaran, (ii) siswa sebagai subjek yang belajar, (iii) guru sebagai pembelajar, (iv) program pembelajaran, serta (v) orientasi dan tekanan utama dalam peaksanaan pembelajaran.
a. Tujuan Pengajaran pada Pembelajaran secara Individual
Perilaku belajar mengajar di sekolah yang menganut system klasikal tampak serupa. Dalam kelas tampak siswa yang rata-rata berjumlah 40 an orang. Guru membantu siswa yang menghadapi kesukaran. Adapun tujuan pembelajaran yang menonjol adalah : (1) pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri; dalam pengajaran klasikal guru menggunakan ukuran kemampuan rata-rata kelas. Dalam pengajaran individual awal pelajaran adalah kemampuan tiap individual, sedangkan pada pengajaran klasikal awal pelajaran berdasarkan kemampuan rata-rata kelas. Siswa menyesuaikan diri dengan kemampuan rata-rata kelas. (2) pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal. Tiap individu memiliki paket belajar sendiri-sendiri, yang sesuai dengan tujuan belajarnya secara individual juga.
b. Peran Siswa dalam Pembelajaran secara Individual
Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral. Pebelajar merupakan pusat layanan pengajaran. Berbeda dengan pengajaran klasikal, maka siswa memiliki keleluasaan berupa (i) keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri, (ii) kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya, (iii) keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan, (iv) siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar, (v) siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri, serta (vi) siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya sendiri.
Keenam jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan tanggung jawab belajar mengajar. Pada pembelajaran klaskal, tanggung jawab guru dalam membelajarkan siswa cukup besar. Pada pembelajaran secara individual, tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri sangat besar. Pebelajar bertanggung jawab penuh untuk belajar sendiri. Timbul soal berikut ; apakah siswa telah memiliki rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri? hal ini terkait dengan perkembangan emansipasi diri siswa. Meskipun demikian pada tempatnya sejak usia pendidikan dasar (6;0-15;0) siswa dididik untuk memiliki rasa tanggung jawab dalam beajar sendiri (Monks, Knoers, Siti Rahayu Haditono, 1989).
c. Peran Guru dalam Pembelajaran secara Individual
Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa (i) perencanaan kegiatan belajar, (ii) pengorganisasian kegiatan belajar, (iii) penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan (iv) fasilitas yang mempermudah belajar.
Dalam pengajaran klasikal pada umumnya peranan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran sangat besar. Hal ini tidak terjadi dalam pembelajaran individual. Perenan guru dalam merencanakan kegiatan belajar sebagai berikut : (i) membantu merencanakan kegiatan belajar siswa; dengan musyawarah guru membantu siswa menetapkan tujuan belajar, membuat program belajar sesuai kemampuan siswa, (ii) membicarakan pelaksanaan belajar, mengemukakan criteria keberhasilan belajar, menentukan waktu dan kondisi belajar, (iii) berperan sebagai penasihat atau pembimbing, dan (iv) membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan sendiri. sebagai ilustrasi, guru membantu memilih program belajar dengan suatu modul. (Tjipto Utomo & Kees, Ruijter, 1990: 69-83.)
Peranan guru dalam pengorganisasian kegiatan belajar adalah mengatur dan memonitor kegiatan belajar sejak awal sampai akhir. Peranan guru sebagai berikut: (i) memberikan orientasi umum sehubungan dengan belajar topic tertentu, (ii) membuat variasi kegiatan belajar agar tidak terjadi kebosanan, (iii) mengkoordinasikan kegiatan dengan memperhatikan kemajuan, materi, media, dan sumber, (iv) membagi perhatian pada sejumlah pebelajar, menurut tugas dan kebutuhan pebelajar, (v) memberikan balikan terhadap setiap pebelajar, dan (vi) mengakhiri kegiatan belajar dalam suatu unjuk hasil belajar berupa laporan atau pameran hasil kerja; unjuk kerja hasil belajar tersebut umumnya diakhiri dengan evaluasi kemajuan belajar.
Peranan guru dalam penciptaan hubungan terbuka dengan siswa bertujuan menimbulkan perasaan bebas dalam belajar.
d. Program Pembelajaran dalam Pembelajaran Individual
Program pembelajaran individual merupakan usaha mem­perbaiki kelemahan pengajaran klasikal. Dari segi kebutuhan pebelajar, program pembelajaran individual lebih efektif, sebab siswa belajar sesuai dengan programnya sendiri. Dari segi guru, yang terkait dengan jumlah pebelajar, tampnk kurang efisien. Jumlah siswa sebesar empat puluh orang mem inta perhatian besarguru, dan hal itu akan melelahkan guru.
Dari segi usia perkembangan pebelajar, maka program pem­belajaran individual cocok bagi siswa SLTP ke atas. Hal ini disebabkan oleh (i) umumnya siswa sudah dapat membaca dengan baik, (ii) siswa mudah memahami petunjuk atau perintah dengan baik, dan (iii) siswa dapat bekerja mandiri dan bekerja sama dengan baik.
Dari segi bidang studi, maka tidak semua bidang studi cocok untuk diprogramkan secara indr idual. Bidang studi yang dapat diprogramkan secara individual adalah pengajaran bahasa, matematika, IPA, dan IPS bagi bahan ajaran tertentu. Bagi bidang studi musik, kesenian, dan olah raga yang bersifat perorangan, juga cocok untuk program pembelajaran individual.
Program pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila mem pert imbangkan hal-hal berikut, (i) disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. (ii) tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa, (iii) prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa, (iv) kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa, dan (v) keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti siswa.
e. Orientasi dan Tekanan Utama Pelaksanaan
Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada se:iap siswa agar ia dapat belajar secara mandiri. Kemandirian belajar tersebut merupakan tuntutan perkembangan individu. Dalam menciptakan pembelajaran individual, rencana guru berbeda dengan pengajaran klasikal. Dalam pelaksanaan guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, pendiagnosis kesukaran belajar, dan rekan diskusi. Guru berperan sebagai guru pendidik, bukan instruktur.
2. Pendekatan Pembelajaran secara Kelompok
Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas adakalanya guru membentuk kelompok kecil. Kelompok tersebut umumnya terdiri dari 3-8 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif. Hal ini dapat terjadi, sebab (i) hubungan antarguru-siswa menjadi lebih sehat dan akrab, (ii) siswa memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan minat, serta (iii) siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara belajar, kriteria keberhasilan. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran sfccara kelompok dapat ditinjau dari segi (i) tujuan pengajaran, (ii) pebelajar, (iii) guru sebagai pembelajar, (iv) program pembelajaran, dan (v) orientasi dan tekanan utama pelaksanaan pembelajaran. Uraian selanjutnya di bawah ini.
a. Tujuan Pengajaran pada Kelompok Kecil
Pembelajaran kelompok kecil merupakan perbaikan dari kelemahan pengajaran klasikal. Adapun tujuan pengajaran pada pembelajaran kelompok kecil adalah (i) memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, (ii) mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong-royong dalam kehidupan, (iii) mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota mcrasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab, dan (iv) mengembangkan kemampuan kepemimpinan-keteipimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok. Sebagai ilustrasi, lomba karya tulis ilmiah kelompok di SMA menimbulkan kerja sama tim, dan sekaligus kompetisi sehat antar-kelompok (Joyce, Bruce & Weil, Marsha, 1980).
b. Peran Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil
Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Kelompok kecil merupakan satuan kerja yang kompak dan kohesif.
Ciri-ciri kelompok kecil yang menonjol sebagai berikut: (i) tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok, (ii) tiap siswa merasa diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan kelompok, (iii) memiliki rasa saling membutuhkan dan saling tergantung, (iv) ada interaksi dari komunikasi antaranggota, serta (v) ada tindakan bersama sebagai perwujudan tcji^gung jawab kelompok.
Dari segi individu, keanggotaan siswa dalam kelompok kecil merupakan pemenuhan kebutuhan berasosiasi. Tiap siswa dalam kelompok kecil menyadari bahwa kehadiran kelompok diakui bila kelompok berhasil memecahkan tugas yang dibebankan. Dalam hal ' ini timbullah rasa bangga dan rasa "memiliki" kelompok pada tiap anggota kelompok. Siswa berbagi tugas, tetapi merasa satu dalam semangat kerja.
Siswa dalam kelompok kecil berperan serta dalam tugas-tugas kelompok. Agar kelompok kecil berperan konstruktif dan produktif, diharapkan (i) anggota kelompok sadar diri menjadi anggota kelompok; dalam hal ini tindakan individual selalu diperhitungkan sebagai anggota kelompok, (ii) siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab, (iii) tiap anggota kelompok membina hubungan akrab yang mendorong timbulnya semangat tim, dan (iv) kelompok mewujud dalam satuan kerja yang kohesif. Berkelompok memang merupakan kebutuhan individu sebagai makhluk sosial. Meskipun demikian bertugas dalam suatu kelompok memang harus dididikkan. Dalam berkelompok, maka siswa dididik mewujudkan cita kemanusiaan secara objektif dan benar. Sebagai ilustrasi, regu bola voli SMP akan berjuang memenang-kan kejuaraan lomba voli, sejak tingkat kelas, sekolah SMP sekota, seprovinsi, sampai tingkat nasional. (Schein, 1991 : 205-209.)
c. Peran Guru dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok bermaksud menimbulkan dinamika kelompok agar kualitas belajar meningkat. Dalam pembelajaran kelompok jumlah siswa yang bemiutu diharapkan menjadi lebih banyak. Bila perhatian guru dalam pembelajaran individual tertuju pada tiap individu, maka perhatian guru dalam pembelajaran kelompok tertuju pada semangat kelompok dalair memecahkan masalah. Anggota kelompok yang "berkemampuan tinggi" dijadikan motor penggerak pemecah masalah kelompok.
Peranan guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari (i) pembentukan kelompok, (ii) perencanaan tugas kelompok, (iii) pelaksanaan, dan (iv) evaluasi hasil belajar kelompok.
Pembentukan kelompok kecil merupakan kunci keberhasilan belajar kelompok. Tidak ada pedoman khusus tentang pembentukan kelompok yang jelas. Meskipun demikian ada hal yang patut dipenimbangkan. Pertimbangan pembentukan adalah (i) tujuan yang akan diperoleh siswa dalam berkelompok; sebagai ilustrasi untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, pcmbinaan disiplin kerja beregu, peningkatan kecepatan dan ketepatan kerja, latihan bergotong-royong, (ii) latar belakang pengalaman siswa, dan (iii) minat atau pusat perhatian siswa. Dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan, maka guru dapat merekayasa kelompok kecil sebagai alat mendidik tiap anggota kelompok.
Perencanaan tugas kelompok perlu disiapkan oleh guru. Bila di kelas ada delapan kelompok kecil misalnya, maka perlu direncanakan 4-8 tugas. Tugas kelompok dapat paralel atau komplementer. Tugas paralel berarti semua kelompok bertugas yang sama. Sedangkan tugas komplementer berarti kelompok saling melengkapi pcmecahan masalah. Jika guru menghendaki tugas komplementer berarti hams membual beberapa satuan rencana pengajaran. Penyiapan tempat kerja, alat, dan sumber belajar, maupun jadwal penyelenggaraan tugas juga harus direncanakan. Dalam perencanaan tugas kelompok tersebut siswa sebaiknya diikutsertakan.
Dalam pelaksanaan mengajar, guru dapat berperan sebagai berikut; (i) pemberi informasi umum tentang proses belajar kelompok; guru memberi informasi lentang tujuan belajar, tata kerja, kriteria keberhasilan belajar, dan evaluasi, (ii) setelah kelompok memahami tugasnya, maka kelompok melaksanakan tugas. Guru bertindak sebagai fasilitator. pembimbing, dan pengendali ketertiban kerja, (iii) pada akhir pelajaran, tiap kelompok melaporkan hasil kerja, dan (iv) guru melakukan evaluasi tentang proses kerja kelompok sebagai satuan, hasil kerja, perilaku dan tata kerja, dan membandingkan dengan kelompok lain. Dalam evaluasi pada tempatnya siswa juga diikutsertakan. Sebagai ilustrasi kelas satu SMP belajar tentang topik "koperasi angkutan kota" di kota A. Guru menginformasikan bahwa anggota koperasi angkutan tersebut terdiri dari pcmilik kcndaraan dan sopir angkutan. Kelas dibagi menjadi lima kelompok belajar, sesuai dengan hal yang diurusi koperasi. Hal-hal yang diurusi adalah kesejahteraan anggota, pemeliharaan kendaraan, jaringan angkutan, pendidikan anggota, dan lainnya. Tiap siswa dalam kelompok mempelajari hal tertentu. Siswa mempelajari topik tersebut selama empat minggu belajar. Pada minggu kelima diadakan laporan hasil kerja kelompok dan diskusi kelas. Guru, kelompok, dan anggota kelompok melakukan evaluasi hasil kerja kelompok.
Program pembelajaran kelompok memberikan tekanan utama pada peningkatan kemampuan individu sebagai anggota kelompok. Kelas yang berisi empat puluhan siswa adalah kelompok besar. Bagi guru, perhatian terhadap empat puluhan siswa dalam waktu serempak bukanlah mudah. Pembelajaran kelompok kecil merupakan strategi pembelajaran "antara" untuk memperhatikan individu. Pembelajaran kelompok dapat ditempuh gum dengan jalan (i) membagi kelas kc dalam beberapa kelompok kecil; sebagai ilustrasi empat puluh siswa dibagi dalam delapan kelompok kecil, atau (ii) membagi kelas dengan memberi kesempatan untuk belajar perorangan dan berkelompok kecil; dalam hal ini guru perlu mencegah terjadinya perilaku siswa sebaeai parasit belajar, dan ketakmampuan kerja kelompok.
Pada pembelajaran kelompok, orientasi dan tekanan ufama pelaksanaan adalah peningkatan kemampuan kerja kelompok. Kerja kelompok berarti belajar kepemimpinan dan keterpimpipan. Kedua keterampilan tersebut, memimpin dan terpimpin, periu dipelajari oleh tiap siswa. Dalam masyarakat modem keterampilan memimpin dan terpimpin diperlukan dalam kehidupan.
3. Pendekatan Pembelajaran secara Klasikal
Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama.. Hal itu disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan • mengajar yang tergolong efisien. Secara ekonomis, pembiayaan kelas lebih murah. Oleh karena itu adajumlah minimum siswa dalam kelas. Jumlah siswa tiap kelas pada umumnya berkisar dari 10 - 45 orang.
Dengan Jumlah tersebut seorang guru masih dapat membelajarkan siswa secara bertiasil. Pembelajaran kelas berarti melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu (i) pengelolaan kelas, dan (ii) pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar dengan baik. Dalam pengelolaan kelas dapat terjadi masaiah yang bersumber dari (i) kondisi tempat belajar, dan (ii) siswa yang teriibat dalam bclajar. Kondisi tempat belajar yang berupa ruaj.g kotor, papan rulis njsak, meja-kursi rusak misalnya, dapat mengganggu belajar. Sedangkan masaiah siswa dapat berupa masaiah individual atau kelompok. Gangguan belajar di kelas dapat berasal dari seorang siswa atau sekelompok siswa. Sudah tentu, guru dituntut berketerampilan mcng.'itasi gangguan belajar dari siswa. Dalam hal ini, guru dapat mcnggunakan teknik-teknik penguatan agar ketertiban belajar terwujud.
Pengelolaan pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar. Peran guru dalam pembelajaran secara individual dan kelompok kecil berlaku dalam pembelajaran secara klasikal. Tekanan utama pem­belajaran adalah seluruh anggota kelas. Di samping penyusunan desain instniksional yang dibuat, maka pembelajaran kelas dapat dilakukan dengan tindakan sebagai berikut: (i) penciptaan tertib belajar di kelas, (ii) penciptaan suasana senang dalam belajar, (iii) pemusatan perhatian pada bahan ajai", dan (iv) mengikutsertakan siswa belajar aktif, (v) pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa.
Dalam pembelajaran kelas, guru dapat mengajar seorang diri atau bertindak sebagai rim pembelajar. Bila guru menjadi tirn pembelajar, maka asas tim pembelajar hams dipatuhi. Tim pembelajar perlu menyusun desain pembelajaran kelas secara baik.

BAB IIIPENUTUP



Untuk memotivasi siswa agar lebih senang belajar maka diperlukan pendekatan pembelajaran. Beberapa pendekatan pembelajaran antara lain pendekatan pembelajaran individual, pendekatan pembelajaran kelompok, dan pendekatan pembelajaran klasikal. Pendekatan pembelajaran individual lebih menitikberatkan pada pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Pendekatan pembelajaran kelompok lebih mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok kecil dalam proses belajar mengajar. Pendekatan pembelajaran klasikal lebih berpusat pada guru. Dengan pendekatan pembelajaran tersebut diharapkam peserta didik dapat termotivasi untuk belajar.

Read More......

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: (1) pendidikan sebagai praktik dan (2) pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak lain (baca: peserta didik) agar memperoleh perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas.
Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikanTerkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, diantaranya: (1) pendekatan sains; (2) pendekatan filosofi; dan (3) pendekatan religi. (Uyoh Sadulloh, 1994).

1. Pendekatan Sains
Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam.Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu pendidikan, dengan berbagai cabangnya, seperti: (1) sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; (2) psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam belajar; (3) administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien; (4) teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien; (5) evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa; (6) bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi, teknologi dan terutama psikologi.Tentunya masih banyak cabang-cabang ilmu pendidikan lainnya yang terus semakin berkembang yang dihasilkan melalui berbagai kajian ilmiah.
2. Pendekatan Filosofi
Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.
Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: (1) model filsafat spekulatif; (2) model filsafat preskriptif; (3) model filsafat analitik. Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat. Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan dari Uyoh Sadulloh, 1994)Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme, materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001). Aplikasi aliran-aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian menghasilkan filsafat pendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat pendidikan akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang filsafat pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori pendidikan, diantaranya: (1) perenialisme; (2) esensialisme; (3) progresivisme; dan (4) rekonstruktivisme. (Ella Yulaelawati, 2003).
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
3. Pendekatan Religi
Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan.
Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya.Terkait dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.

Read More......

Ilmu Komputer

Star, Bekerja, dan Shutdown Lebih Cepat

Booting Secepat Kilat


Booting Vista dapat Anda optimalkan seperti dalam XP. Penyebab lambatnya proses boot pada kedua OS ini tetap sama, yaitu banyaknya proses tidak penting dan penuhnya folder ‘Startup’ membuat Windows berjalan lambat layaknya keong.



1. Membuang driver dan file library (DLL)
Bagi anda yang bukan pengguna komputer pemula, sekedar membersihkan folder ‘Startup’ tidaklah cukup. Selain software, ada banyak driver dan file library (DLL0 tak penting yang secara otomatis ikut serta dalam proses boot. Dengan tool ‘Autoruns’ dan fungsi-fungsi khusus Vista, Anda dapat mempercepat kinerja Windows.

Langkah dalam XP: Setelah program di-install dan dijalankan, Anda lihat dalam tab ‘Everything’, ada ratusan file yang aktif bersama Windows. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat memilih sebuah tab khusus, seperti ‘KnowDLL’ atau mengaktifkan option ‘Hide Microsoft Entries’.
Fungsi-fungsi tak perlu seperti ‘IEAK Branding’ (iklan dalam IE dan Messenger) sebaiknya langsung dinonaktifkan. Bila Anda tidak yakin atau tidak apakah sebuah fungsi boleh dinonaktifkan, buat sebuah restore-point sebelum Anda menggunakan program ‘Autoruns’.
Tips: Bila Anda masih bingung bagaimana menggunakan ‘Autoruns’ ini, temukan keterangannya pada subforum ‘Autoruns’ di http://forum.sysinternals.com.


Langkah dalam Vista: Autoruns juga dapat dijalankan di Vista. Pada Vista dalam tab ‘Everything’, ternyata terdapat sekitar sepuluh ribu entries. Dengan demikian upaya pembersihannya juga memerlukan waktu lama, tetapi hasilnya cukup memuaskan. Antara lain Autoruns menemukan driver USB untuk Windows ME yang pasti tidak Anda butuhkan lagi dalamVista.
Pada website www.speedyvista.com, Anda dapat mengikuti panduan tweaking services dan registry di Vista. Dalam tab ‘Service Guide’, terdapat konfigurasi yang disarankan untuk berbagai service Vista. Untuk registry, terdapat script untuk mempercepat Vista dan sebuah script lainnya untuk meningkatkan keamanan serta stabilitas sistem.
Tips: Vista mempunyai fungsi-fungsi spesial untuk mempercepat proses boot. Pemilik USB Flash Disk (UFD) dapat menggunakan fungsi ‘ReadyBoost’. Bila feature ini aktif, Vista tidak hanya menyimpan data yang selalu dibutuhkan di dalam RAM, tetapi juga pada UFD. Efek positif-nya, akses pada hard disk berkurang – dengan demikian sistem bekerja lebih cepat. Anda dapat mengaktifkan fungsi ReadyBoost setelah memasang UFD atau kemudian melalui ‘Properties’ dalam Windows Explorer.
Bila Anda memiliki sebuah hard disk Hybrid, Anda dapat menggunakan feature ‘ReadyDrive’. Ia menggunakan memori flash media ini untuk men-swap data yang selalu dibutuhkan –seperti ‘ReadyBoost’.

2. Menonaktifkan service yang tidak berguna
Ada banyak service yang mencantumkan diri sebagai service Windows agar bisa ikut aktif secara otomatis bersama Windows. Untuk antivirus dan program otomatisasi mungkin berguna, tetapi Quick-Time dan sejenisnya lebih baik dijalankan secara manual. Nonaktifkan service semacam itu melalui konfigurasi sistem.

Langkah dalam XP: Melalui ‘Start | Run’, masukkan perintah

msconfig

Dalam window ‘System Configuration’, pindahlah ke tab ‘Services’. Di sana, aktifkan ‘Hide all Microsoft Service’. Dari service-service yang ditampilkan, nonaktifkan service sebanyak mungkin – kecuali antivirus dan service yang berguna.

Langkah dalam Vista: Pada Vista, Anda tidak butuh perintah ‘Run’. Klik ‘Start’ dan langsung ketik

msconfig

tekan [Enter]. Kemudian akan muncul window UAC. Akhirnya Anda akan menemui ‘System Configuration’. Cara penonaktifan service dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam XP.

3. Membersihkan folder Startup
Bila sebuah program aktif secara otomatis tetapi bukan sebagai service, mungkin ia berada dalam folder ‘Start-Up’. Pada kasus ini juga dibutuhkan pembersihan besar-besaran.

Langkah dalam XP: Bila ‘System Configuration’ masih terbuka, pindahlah ke tab ‘Startup’. Nonaktifkan entri yang ada sebanyak mungkin. Tool seperti ‘Acrobat Reader’ bisa Anda jalankan bila dibutuhkan.
Bila Anda tidak mengetahui arti entri-entri tersebut, kunjungi www.file.net/process/index.html dan masukkan nama proses tersebut ke kolom pencarian. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui, entri tersebut milik program mana, apa fungsinya, dan apakah benar dibutuhkan.

Langkah dalam Vista: Pembersihan folder ‘Startup’ di sini serupa dengan yang dilakukan di XP. Di samping program-program lain, dalam Vista ada 3 entri dari Microsoft. Demi keamanan sebaiknya ‘Windows Defender’ Anda biarkan aktif. Apakah Anda membutuhkan ‘Sidebar’ dan ‘Welcome Center’, itu soal selera. Bila keduanya dinonaktifkan, tidak ada konsekuensi khusus.

4. Defragmentasi otomatis
Semakin lama Anda menggunakan sebuah hard disk, kinerja hard disk tersebut pun akan semakin lambat. Defragmentasi adalah solusinya. Agar Anda tidak perlu melakukannya secara manual, buat proses ini bekerja secara otomatis.

Langkah dalam XP: Solusi yang sangat baik, gratis, mandiri, dan juga hemat resource ditawarkan pasangan ‘DirMS’ dan ‘Buzzsaw’. Keduanya tersedia di www.dirms.com. Program freeware ini mencantumkan diri sebagai service Windows dan otomatis aktif bersama sistem operasi.
Langkah pertama, install dan jalankan DirMS, lalu lakukan hal yang sama dengan Buzzsaw. DirMS bertugas mendefragmentasi dan Buzzsaw menjamin agar proses berlangsung ‘on-the-fly’ (di latar belakang) selama Anda bekerja.
Anda tidak perlu mengubah konfigurasi default program, tetapi disarankan untuk memeriksa status servicenya setelah restart. Untuk itu, klik ‘Start| Run’ dan masukkan perintah

services.msc

Dalam window ‘Services’, carilah entri ‘Buzzsaw_Defragmentation’ dan ‘DirMS_Defragmentation’. Di bawah ‘Startup Type’ harus tercantum ‘Auto’ untuk kedua entri tersebut.

Langkah dalam Vista: Sistem operasi ini melakukan defragmentasi secara otomatis di background. Bila Anda ingin mengetahui kapan proses tersebut dilakukan atau ingin mengubah waktunya, masukkan ke dalam kolom pencarian dari menu ‘Start’

defrag

konfirmasikan peringatan dari User Account Control. Selanjutnya, klik ‘Modify Schedule’ sehingga Anda dapat mengatur kapan Vista harus melakukan defragmentasi hard disk. Standar default-nya, Microsoft menjadwalkan defragmentasi sekali seminggu, Rabu jam 01.00 dini hari.

5. Memperbesar Master File Table (MFT)
MFT berisi semua informasi mengenai file dan folder pada hard disk. Sayangnya, Microsoft membuat MFT yang terlalu kecil. Bila Anda memiliki banyak data pada hard disk, kinerja Windows melambat karena harus selalu menyingkirkan data lama dari MFT sebelum menuliskan yang baru.
Memang dengan memperbesar MFT, masalah dapat teratasi. Namun, trik ini hanya berfungsi pada hard disk bersistem file NTFS.

Langkah dalam XP: Jalankan editor registry melalui ‘Start | Run’ dan ketik perintah

regedit

Carilah key ‘HKEY_LOCAL_MACHINE\System\CurrentControlSet\Control\File-
System’. Bila belum ada buatlah sebuah nilai DWORD ‘NtfsMftZoneReservation’. Biasanya Anda cukup memberi nilai ‘1’ kepada entri ini. Bila Anda memiliki ribuan file dan program pada hard disk, tingkatkan nilainya menjadi ‘2’. Restart PC agar perubahan menjadi efektif.

Langkah dalam Vista: Untuk menjalankan editor registry setelah mengklik menu ‘Start’ masukkan perintah

regedit

Key registry di atas juga ada dalam Vista. Untungnya Microsoft sudah membuat entri ‘NtfsMftZoneReservation’, tetapi dengan nilai ‘0’ (nonaktif). Ubahlah nilainya menjadi ‘1’ atau ‘2’. Restart PC agar perubahan menjadi efektif.

6. Membuang driver rusak
Salah satu penyebab utama sistem mengalami crash adalah driver rusak yang di-load pada saat booting. Dengan ‘Driver Verifier Manager’, Anda dapat menemukan driver-driver yang rusak.

Langkah dalam XP: Klik ‘Start | Run’ dan masukkan

verifier

untuk menampilkan ‘Driver Verifier’. Pilihlah ‘Create standart settings’. Bila Anda mencurigai sebuah driver tertentu, aktifkan ‘Select driver names from a list’. Bila tidak, pilih ‘Automatically select all drivers installed’. Setelah melewati beberapa window, restart PC. Setelah Anda sampai ke desktop, aktifkan kembali ‘Driver Verifier’. Pilih ‘Display information about…..’.
bila Anda mendapatkan Blue Screen saat boot, jalankan Windows dalam Safe Mode dan singkirkan driver rusak yang tercantum dalam Blue Screen. Kini, nonaktifkan Driver Verifier dengan perintah

verifier.exe/reset

selanjutnya, restart XP Anda.

Langkah dalam Vista: Anda beruntung karena Microsoft tidak menghapus tool ‘verifier’ ini. Cara untuk Vista sama dengan langkah dalam XP.

7. Menutup Windows dengan cepat
Anda sama sekali tidak memiliki waktu? Dengan sebuah tool Anda dapat menutup Windows dalam beberapa detik. Ingatlah, data yang tidak disimpan tidak diperhatikan. Di sini hanya menunjukkan, apa yang secara teknis dapat dilakukan.

Langkah dalam XP: Salin ‘Superfast Shutdown’ ke Desktop dan ekstrak file ZIP tersebut. Setelah ter-install, Anda dapat melakukan shutdown dengan klik ganda pada ‘Superfast Shutdown’.

Langkah dalam Vista: Apa yang dilakukan ini, mempertaruhkan partisi Vista dengan menguji tool yang dibangun dengan bahasa mesin ini. Penghematan waktu Shutdown sama dengan XP. Selain itu, Vista tidak menanyakan apakah semua data sudah disimpan. Cukup mengherankan karena biasanya pengawasan pengguna sangat ketat.

Melacak Masalah Hardware dan Software dalam Vista

Sebuah feature baru ditawarkan oleh tool diagnosa ‘perfmon’ yang terintegrasi dalam Vista. Kini, ia mampu membuat diagnosa sistem secara lengkap. Untuk memeriksa PC, klik ‘Start’ dan ketikan ke dalam kolom Search

perfmon.exe/report

minimize window ‘Reliability & Performance Monitor’ dan bekerjalah seperti biasa pada PC. Windows akan mencatat aktivitas Anda selama satu menit, baru kemudian memberikan sebuah laporan sistem. Bagian menarik: menu ‘Warnngs’ dan ‘Performance’ di bawah ‘Diagnose Results’. Di sana, Anda dapat melihat seberat apa PC terbebani dan apakah ada masalah dengan driver atau software.

Read More......

Curiculum Vitae

video Pendidikan